Oleh
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman Al Jibrin
Kita memahami, bahwa Allah Azza wa Jalla menciptakan fitrah atas diri manusia, yaitu bisa mengetahui dan mengenal kebenaran, serta menjauhi dan menghindari kebathilan. Akan tetapi, meskipun fithrah manusia itu sudah disiapkan dan memiliki kemampuan untuk mengetahui yang haq dan yang bathil, namun bukan berarti untuk mengamalkan al haq ataupun menghindari yang bathil itu mudah.
Ada rintangan dan hambatan yang menjadi ujian. Ada musuh yang selalu menghalangi dari jalan al haq. Dan sebaliknya ada musuh yang selalu berusaha membimbing ke arah yang bathil.
Musuh-musuh ini memberikan gambaran tentang kebenaran dan kebathilan. Al haq, yang semestinya indah, menjanjikan kebaikan dan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, digambarkan oleh musuh manusia sebagai sesuatu yang menakutkan dan menyusahkan.
Sebaliknya yang bathil, yang mestinya menjijikkan dan berujung pada penderitaan, digambarkan oleh musuh manusia sebagai keindahan nan menyenangkan. Akhirnya banyak orang yang terpedaya, meninggalkan jalan yang benar dan mengikuti jalan yang bathil, iyadzan billah.
Karenanya, wahai saudara-saudaraku, rahimanillahu wa iyyakum ajma’in, kita perlu mengetahui musuh-musuh itu, agar dapat bersikap. Musuh tetaplah musuh, bukan sebagai teman, apalagi sebagai pembimbing. Siapakah musuh-musuh yang selalu berusaha mengajak manusia kepada perbuatan batil dan keliru?