Rasulullah adalah orang yang paling fasih berbicara dan paling indah
perkataannya. Beliau berkata, "Aku adalah orang arab yang paling fasih".
Para penghuni surga berbicara dengan bahasa yang digunakan nabi, yaitu
bahasa Arab. Perkataanya mengandung makna luas namun penggalan katanya
tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan. Yang mendengarkannya dapat
memahami dan menghafal dengan mudah karena antara kata yang satu dengan
yang lainnya terkait.
Beliau tidak berbicara, baik saat senang maupun marah, kecuali yang
dibicarakannya itu benar. Beliau adalah orang yang paling banyak
tersenyum dan paling gembira hatinya, selama bukan pada waktu turunnya
wahyu, saat menyebut hari kiamat atau saat berkhotbah memberikan
nasihat.
Suatu hari seorang badui datang dengan maksud bertanya kepada beliau
pada saat beliau sedang memikirkan sesuatu. Namun para sahabat
mencegahnya seraya berkata, "Wahai orang badui, jangan engkau lakukan,
kami melihat Nabi sedang memikirkan sesuatu."
Tapi orang badui itu berkata, "BIarkan saya, demi Zat yang telah
mengutusnya dengan membawa kebenaran sebagai Nabi, saya tidak akan
membiarkannya dalam kondisi seperti itu, saya akan membuatnya
tersenyum."
Lalu orang badui itu bertanya, "Wahai Rasulullah informasi yang
sampai kepada kami bahwa al-masih (Dajjal) akan datang kepada manusia
dengan membawa tsarid (bubur), tapi mereka semua binasa karena
kelaparan. Demi ayah dan ibuku yang menjadi tebusanmu, menurutmu apakah
aku harus menolak buburnya demi memelihara diri dari yang tidak halal
hingga aku mati kurus? Ataukah aku makan buburnya hingga kenyang namun
tetap beriman kepada Allah dan mengingkari Dajjal"
Mendengar pertanyaan itu, Nabi tertawa hingga nampak gigi gerahamnya.
Lalu beliau berkata, "Jangan kau makan, Allah akan mencukupi
kebutuhanmu sebagaimana ia mencukupi kebutuhan kaum mukmin."
-dari Ringkasan Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali-
Oleh Ashif Aminulloh Fathnan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkatalah Yang Baik Atau Diam.