Tidak dapat disangkal lagi, bahwa Yesus disamping mengajarkan tentang keesaan Tuhan, Hukum Taurat, Cinta kasih dan Kebenaran, maka jangan lupa pula bahwa Yesus juga mengajarkan tentang "Akan datangnya Dia, sesudah aku." Di dalam Perjanjian Baru pemberitaan ini sangat jelas kalimat-kalimatnya dan bahkan didalam Perjanjian Lamapun tiada ketinggalan. Baiklah, kita baca sekarang didalam Perjanjian Baru dahulu, yaitu dalam Injil Yahya 14: 16-17:
"Aku, Yesus akan memintakan kepada Allah, supaya kamu diberinya Paraclet yang lain, supaya tinggal diantara kamu selama-lamanya. Yaitu Rokh Kebenaran, maka isi dunia ini tiada mengenalnya, adapun kamu ini kenal akan dia, karena dia ada tinggal bersama-sama dengan kamu selamanya."
Jelas saya kira, bahwa nabi Isa akan mengirimkan Dia, Rokh Kebenaran, yang akan dikenal oleh murid-muridnya. Di dalam kata-katanya yang asli, maka yang dipakai Isa bukannya Rokh Kebenaran ataupun Rokhulkudus, tetapi ia menggunakan istilah Paraclet. Paraclet atau Para-Cletos artinya ialah Yang Ikhlas atau Yang Terpuji. Kata-kata atau ayat inilah yang kemudian ditafsirkan oleh orang-orang Kristen dengan istilah Rokhulkudus, sebagai penggenap bagi oknum Allah yang ketiga.
Benarkah Paraclet berarti Rokhulkudus? Untuk mengkaji persoalan tersebut, baiklah kita lanjutkan pembacaan kita pada Injil Yahya 16:5-14 yang bunyinya:
1. Tetapi sekarang itu Aku pergi kepada Dia yang menyuruh Aku. Tiada seorangpun diantara kamu yang bertanya kepadaku : Hendak kemana?
2. Oleh sebab Aku mengatakan kepadamu perkara itu, penuhilah hatimu dengan duka-cita.
3. Tetapi Aku ini mengatakan yang sebenarnya kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu jika Aku undur daripadamu, karena jika Aku tiada undur, tiada juga penghibur itu akan datang kepadamu, tetapi jikaIau aku pergi kelak, Aku akan menyuruhkan Dia kepadamu.
4. Setelah Dia datang akan menerangkan isi dunia ini dari hal dosa, dan kebenaran dan hukuman.
5. Dari hal dosa, sebab tiada orang percaya akan Daku.
6. Dari hal keadilan, sebab Aku pergi kepada Bapa dan tiada kamu melihat Aku lagi.
7. Dan dari hal hukuman, sebab penghulu dunia ini sudah dihukumkan.
8. Maka banyak perkara bagi yang hendak kukatakan kepadamu, tetapi sekarang tiada kamu boleh menanggung akan dia.
9. Melainkan apabila ia datang, yaitu Rokh Kebenaran, maka ia akan membawa kepada segala jalan kebenaran, karena tiadalah Dia berkata-kata daripadaku atas dari Yesus ini sehingga olehnya bolehlah kami mengetahui rahasia-rahasia yang sebenarnya.
Dengan perkataan lain yang susunannya lebih sederhana tetapi tidak pula menyimpang dari isinya maka dapatlah disusun sebagai berikut:
1. Kalau Isa tidak pergi maka dia tidak datang (ayat 5)
2. Nabi itu amat penting, sehingga olehnya Isa akan pergi (ayat 7)
3. Nabi itu datang membersihkan dunia ini dari dosa (ayat 8)
4. Nabi itu datang menempelak dunia sebab manusia tidak percaya Isa lagi (ayat 9)
5. Nabi itu menghukumkan seluruh dunia (ayat 11)
6. Nabi itu berkata-kata karena diperintah (ayat 12)
7. Ia mengabarkan perkara-perkara yang akan datang dan kebenaran kebenaran (ayat 13)
8. Ia memuliakan Yesus (ayat 14)
9. Dia mengambil apa yang dipunyai Isa yaitu kerasulan dan kenabiannya (ayat 14)
Dia Adalah Rokhulkudus
Oleh bapa-bapa gereja maka dia ditafsirkan dengan Rokhulkudus. Pertanyaan kita ialah: Dapatkah Rokhulkudus yang seperti bentuknya Rokhulkudus yaitu mengajar diantara manusia, dan manusia boleh percaya dan memandang kepadanya?
Lebih jelas saya kira, apabila kita membaca Injil bahasa Inggris. Mengapa orang-orang Inggris menulisnya dengan HE (dia laki-laki), bukan dengan IT (dia benda). Dalam grammar Inggris, maka Rokh termasuk IT bukan HE. Dapatkah dalam ia menjalankan tugasnya berkata-kata, menghukumkan dan mengabarkan mengajarkan itu tanpa kelihatan? Atau misalnya kelihatan, dapatkah ia mengajar dengan rupa seperti lidah api atau burung merpati atau malaikat sekalipun? Orang yang waras akan menjawab: "Tidak dapat." Ia tentu memakai wadah dan "wadah" itu haruslah yang sama dan sehakekat dengan manusia, yaitu manusia itu sendiri. Maka manusia, yang rokh Tuhan diatasnya, itulah yang disebut Nabi.
Mengenai penyalinan ini memang seringkali banyak tidak benarnya, seperti kata-kata "Wippelen" dalam bahasa Belanda, dengan beraninya disalin dengan anak-anak kijang, padahal menurut kamus, wippelen, artinya anak-anak hewan, entahkah itu singa, kambing dst. Alangkah beraninya penyalin itu menunjukkan "kijang," kalau dalam arti yang sebenarnya hanya anak-anak. Demikian pula mengenai Palm-boom, yang artinya pohon palem, mengapa oleh jurusalin-jurusalin mereka disalin dengan "Pohon kurma." Padahal beda pohon kurma, dan pohon (jenis) palem-paleman dimana didalamnya termasuklah kelapa, pinang, gewang, aren, dst. Lebih celaka lagi kadang-kadang salinan tersebut tidak seluruhnya tepat. (Bacalah Syiru'lasar 4: 5, 7: 7 dalam bahasa Indonesia dan Belanda)
Minggu, 05 Desember 2010
Mengapa Saya Mengakui Muhammad Sebagai Rasul dan Nabi Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkatalah Yang Baik Atau Diam.