Oleh : Fajar Kurnianto
Pada suatu waktu, Rasulullah SAW berkhutbah, ''Sesungguhnya, setiap manusia Allah SWT berikan dua pilihan antara hidup di dunia dan melakukan apa pun sesuai kehendaknya, lalu memakan apa pun yang ia inginkan, atau bertemu Tuhannya.''
Mendengar khutbah itu, Abu Bakar meneteskan air mata. Salah seorang sahabat lain berkomentar, ''Apakah kalian tidak kagum melihat Abu Bakar yang saleh ini, ketika Rasulullah SAW dalam khutbahnya mengatakan bahwa manusia itu diberi dua pilihan, antara memilih dunia atau lebih memilih bertemu dengan Tuhannya, Abu Bakar lebih memilih Tuhannya?''
Semua sahabat mengetahui bahwa Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang paling memahami apa yang Rasulullah SAW sabdakan. Tidak lama kemudian, Abu Bakar mendekati Rasulullah SAW dan berkata, ''Wahai Rasulullah, tidak hanya memilih bertemu dengan Allah, saya bahkan akan mendarmabaktikan diri dan hartaku untukmu.''
Mendengar perkataan Abu Bakar, Rasulullah SAW lalu bersabda, ''Rasanya tidak ada seorang pun yang lebih amanah dalam persahabatan dan tanggung jawab terhadap hartanya, selain Ibnu Abi Quhafah (Abu Bakar). Seandainya aku akan menjadikan seseorang sebagai teman sejati, maka akan aku pilih Ibnu Abu Quhafah.'' (HR Tirmidzi dari Abu al-Mu'alla).
Apa yang membuat Rasulullah SAW menyanjung Abu Bakar?
Pertama, dalam sejarah, Abu Bakar adalah orang yang paling dekat dengan Nabi SAW. Ia pula yang menemani Nabi SAW menyusuri padang pasir, keluar dari Makkah menuju Madinah. Ia pula yang mengkhawatirkan keselamatan Nabi SAW sewaktu di Gua Hira. Kecintaannya kepada Rasulullah SAW menjadikannya rela memberikan apa pun demi Rasulullah SAW dan perjuangan Islam.
Kedua, Abu Bakar adalah sosok yang paling dermawan dalam membelanjakan harta bendanya di jalan Allah SWT. Dalam satu riwayat yang lain, Umar bin Khathab pernah bercerita, ''Suatu saat kami pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk mendermakan harta kami. Kebetulan aku memiliki harta, dan aku bertekad untuk bisa melampaui kedermawanan Abu Bakar.'' Umar langsung membawa harta miliknya ke hadapan Rasulullah SAW. Melihat kedatangan Umar, beliau bertanya, ''Apakah engkau menyisakan hartamu untuk keluargamu, ya Umar?'' Umar dengan cepat menjawab, ''Ya, wahai Nabi Allah.''
Tidak berselang lama, Abu Bakar datang juga dengan hartanya. Rasulullah SAW juga bertanya, ''Apakah engkau juga menyisakan harta untuk keluargamu, ya Abu Bakar?''
Abu Bakar menjawab, ''Aku hanya sisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.'' Mendengar hal itu, Umar berkata, ''Demi Allah, saya benar-benar tidak mampu menyaingi kedermawanan Abu Bakar seumur hidupku.'' (HRTirmidzi dari Umar bin Khattab).
Abu Bakar memberikan teladan yang sangat berarti bahwa harta benda tidak ada nilainya dibandingkan dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. Abu Bakar menyadari harta akan bernilai sejati jika didermakan untuk orang lain dengan niat semata-mata karena Allah SWT. Wallahu a'lam bi as-Shawab.
Minggu, 05 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkatalah Yang Baik Atau Diam.