Iqro Club Mataram, The New Moslem Generation
iqro club kota mataram. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat Membaca Artikel IC Mataram

Minggu, 10 November 2013

Belajar CINTA Dari CICAK

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokkan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, ia menemukan seekor cicak terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.
DIa merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat itu sudah ada disana selama 10 tahun.
Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun. Itu adalah sesuatu yang mustahil.
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukannya dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan.
Kemudian, tidak tau dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya.
Orang itu merasa terharu melihat hal tersebut. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.
Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta bahkan dapat terjadi pada makhluk yang kecil seperti dua ekor cicak itu.
Bayangkan, cicak itu tidak pernah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun.
Jangan pernah mengabaikan orang-orang disekitar kita yang selalu mengasihi kita.

Sumber : motivasi.net

Kamis, 01 Agustus 2013

Mesir Berdarah, Kami Jemput Syahid

Ibrahim bin adham pernah melakukan suatu perjalanan, tiba-tiba di tengah perjalanan ia mencari sebuah tempat untuk menunaikan hajatnya (toilet). Tampak seorang pemuda berjaga di tempat tersebut, lalu mengatakan: “jika kau mau masuk ke tempat ini, haruslah kau membayarnya” ungkapnya pada lelaki paruh baya itu. 

Mendengar ucapan tersebut, Ibrahim bin adham pun terdiam dan menitikkan air mata. Pemuda tersebut heran, seraya berkata: jika kau tak punya uang, carilah tempat lain”. Ibrahim bin Adham pun menjawab: “aku menangis, bukan karena tidak memiliki uang. Aku menangis karena merenungi, jika tempat sekotor ini saja harus dibayar untuk memasukinya, apalagi surga yang begitu indah…”

Saya teringat betul ketika hari di mana, Dr. Muhammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin terpilih sebagai presiden dalam sebuah pemilihan langsung satu tahun yang lalu. Rasa cinta sebagai saudara seiman yang begitu menyeruak dalam hati, hingga air mata pun menemani tontonan siaran langsung dari Al-Jazeera.  Sorak sorai penduduk Mesir, diselingi gema takbir di seantero kota Mesir dan sujud syukur para pengendara mobil yang dengan sengaja menghentikan kendaraan mereka ketika mengetahui seorang yang cerdas lagi hafiz terpilih sebagai pemimpin ‘baru’ di negri  yang terkenal dengan ‘Al-Azhar-nya’ itu. Allahu akbar wa lillahilhamd… 

Seorang Syeikh yang saya lupa namanya dalam sebuah wawancara, mengungkapkan kebahagiaannya dengan air mata dan membaca penggalan Qs. Al-Isra: 81

قل جآء الحق وزهق الباطل إن الباطل كان زهوقا

“Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”

Lalu ia mengatakan, “segala puji hanya milik Allah yang menghantarkan saya pada usia senja ini dan dapat menyaksikan kemenangan yang dianugerahkan kepada kami, para penduduk Mesir”.

Rasa syukur mereka masih basah di bibir, namun bukanlah mukmin jika tidak diuji. Saya yakin karena kuatnya iman mereka hingga harus mengalami ujian yang tak mudah. Dipenjara, dipukuli, ditembak dan dari ribuan luka yang menganga masih banyak intimidasi lain, yang menempa mereka. Teringat bagaimana para pendahulunya Sayyid Quthb yang di gantung, Hasan Al-Banna yang ditembak, Zainab Al-Ghazali yang di penjara dan disuguhi para binatang kelaparan, namun jangan ditanya bagaimana keteguhannya. Setidaknya dapat dilihat dari luasnya pancaran iman mereka hingga mampu memancarkan inspirasi ke seluruh gerakan Islam di dunia.

“Islam beribadah itu akan dibiarkan. Islam berekonomi akan diawasi. Islam berpolitik itu akan dicabut seakar-akarnya” — M. Natsir
Setidaknya ungkapan ulama sekaligus negarawan Indonesia ini bukan hanya isapan jempol belaka, namun ketika umat menapaki tangga kejayaan, di sanalah makar mereka itu dilancarkan. Pemimpin yang terpilih secara demokratis pun, dimentahkan dengan kudeta ‘ala militer yang bengis, karena dirasa mengancam ‘kepentingan’ Israel dan barat.

Alih-alih memperbaiki system, kudeta keji ini justru memporak porandakan stabilitas Negara. Pelanggaran HAM yang disuarakan ‘barat’ seakan tak bertaring di sini, kebebasan pers pun dibungkam, demokrasi yang dijunjung tinggi tak diperjuangkan jika tak memihak kepentingan kuffar, megalomania barat hanya ‘debu’ belaka.

Setidaknya ratusan nyawa syahid (insya Allah) dalam aksi damai, dan ribuan terluka. Mereka enggan berbuka hanya karena luka itu, karena mereka yakin rengekan dan kemanjaan itu dapat melucuti izzah mereka dalam memperjuangkan al-haq, jika Ibrahim bin Adham mengatakan bahwa “aku menangis, bukan karena tidak memiliki uang. Aku menangis karena merenungi, jika tempat sekotor ini (toilet) saja harus dibayar untuk memasukinya, apalagi surga yang begitu indah…” dan mereka pun ingin membayar surga dengan sebaik-baik bayaran, yaitu kesyahidan…”

Inilah tiket langsung yang Allah berikan untuk saudara kami di sana, dan kita mencoba menghimpun potongan tiket kecil ini dengan doa cinta kita.

Allahumma unshurnaa, wal muslimiina wal mujahidiina fi mishr, suuriya, filastin, wa fi kulli makaan kanaa….Allahu Musta’an
— 
Sebuah refleksi malam untukmu para mujahid mujahidah, kalian saudaraku di Mesir…

#Dakwatuna

Rabu, 16 Januari 2013

Menjadi Muslim Berkepribadian Menawan

 Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan,ra. berkata,”Rasulullah SAW bersabda,
”Sungguh mengagumkan urusan orang Mukmin. Seluruh urusan atau keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan. Yang demikian itu tidak terjadi, kecuali hanya pada orang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan,ia bersyukur. Hal itu merupakan suatu kebaikan. Jika ia tertimpa kesusahan,ia bersabar. Hal itu juga merupakan kebaikan." (HR.Muslim)

Sungguh indah pribadi seorang muslim sejati. Ketika diberi kenikmatan, karunia, dan anugerah dari Allah SWT, ia dengan sepenuh kegembiraan mensyukurinya. Sebaliknya ketika mendapat musibah dan ujian, ia takkan mengeluh, putus asa apalagi berburuk sangka kepada Allah, malah sebaliknya ia menerima ujian itu dengan penuh kesabaran dan keyakinan bahwa ujian itu merupakan teguran dari Allah agar ia lebih mendekatkan diri kepadaNya.


Ketika mendengar merdunya suara azan, hatinya bergetar hebat dan dengan segala kecintaan ia datangi mesjid untuk bertemu dengan kekasihNya. Ada kedamaian di hatinya, ada sinar kegembiraan di wajahnya, ada senyum penuh optimisme di bibirnya tatkala ia sudah menunaikan kewajibannya (sholat).


Ketika bertemu dengan saudaranya, senyum penuh persahabatan dan kehangatan serta salam penuh doa ia persembahkan. Ketika membaca dan mendengar ayat-ayat Allah, hatinya bergetar dan ghiroh keimanannya semakin bertambah hebat. Ia tidak pernah menyimpan dendam ketika disakiti, ia tidak pernah iri dengan kesuksesan saudaranya, ia tidak pernah berprasangka buruk dan mengghibahi saudaranya, ia tidak pernah merasa dirinya lebih baik dari orang lain, qalbunya mardeka dari penghambaan akan pujian, sanjungan, dan penghargaan orang lain atas apa yang ia kerjakan, satu-satunya yang ia harapkan adalah keridhoaan dan kecintaan Allah padanya.


“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (Al Hasr : 10).


Tatkala sepertiga malam saat kebanyakan insan terbuai dengan mimpi-mimpi indahnya, ia perangi rasa kantuk dan kenikmatan tidurnya untuk segera bangkit mendirikan qiyamulail demi mendekatkan diri pada kekasihNya. Deraian air mata, tangisan penyesalan penuh dosa mengiringi kekhusukan sholat malamnya. Ia adukan segala permasalahan hidup dan kehidupannya kepada tempat bergantungnya semua makhluk, Allah SWT. Hari-harinya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif bagi peningkatan kualitas keimanan, ketakwaan dan kecerdasannya. Pergaulannya dengan orang-orang yang penuh motivasi kebaikan, kemaslahatan dan kemanfaataan.


Prinsipnya adalah

”Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap“. (HR. Bukhari & Muslim)

Baginya, persahabatan harus memberikan nilai tambah untuk berprestasi, memberikan energi baru untuk memperbaiki diri dan motivasi untuk meraih kesuksesan dunia & akhirat yang abadi. Tapi bukan berarti prinsip ini menyebabkannya menutup diri dari pergaulan dengan sesama. Sama sekali tidak,justru prinsip tersebut membuatnya lebih mudah untuk berteman dan bersahabat dengan siapa saja yang bisa menjadi tempatnya mencari inspirasi dan berbagi nilai-nilai kebaikan.Hidup dan kehidupannya ia dedikasikan pada Allah semata.


Di saat kebanyakan orang terbuai dengan kecintaan yang semu dan penuh kemunafikan kepada gadis dan pria impiannya sampai-sampai mengorbankan keperawanan dan harga diri, justru ia memproklamirkan cinta tertingginya kepada Allah dan RasulNya. Kerinduannya adalah bertemu dengan Allah SWT di jannahNya dan berjumpa dengan menusia termulia sepanjang sejarah kehidupan, Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya.


“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. (Al Baqarah:165)


Sahabat, mari kita sama-sama berdoa agar diberi kemudahan untuk memiliki kepribadian-kepribadian mulia seperti di atas, tetap semangat memperbaiki diri, menjadi inspirasi kebaikan buat orang lain. Tetap semangat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mari menjadi insan beriman yang kehadirannya diharapkan, suaranya didengar, kebaikannya ditiru, dan gagasannya dilanjutkan.


Sumber : Bersama Dakwah
Powered By Blogger
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...