Iqro Club Mataram, The New Moslem Generation
iqro club kota mataram. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat Membaca Artikel IC Mataram

Senin, 23 Juli 2012

Kartun, Serangan Awal Pada Anak

Semua orang pernah pasti pernah melihat kartun lucu di televisi atau komik. Kartun memang seyogianya tercipta untuk anak-anak dengan gambar yang lucu dan berbagai cerita ringan yang mudah diterima anak. Kartun juga cepat sekali diserap oleh anak karena ceritanya yang sesuai dengan alur logika dan bahkan seringkali ditiru. Hal tersebut disebabkan karena kecenderungan secara terus-menerus untuk menonton kartun sehingga dapat menjadi “makanan sehari-hari” untuk otak.

Nah, masalahnya adalah apa yang sehari-hari diserap oleh anak-anak yang merupakan calon pejuang Islam ini? Apa yang selama ini mereka tonton, mereka baca, dan mereka tiru dapat mengantarkan mereka menjadi insan-insan pembela agama Allah yang rindu mati syahid atau menjadi cendikiawan penyingkap ilmu yang digunakan untuk mensyukuri kebesaran Allah?

Sebagian besar orang menganggap bahwa hal tersebut merupakan hal yang simple, sepal, dan remeh. Tetapi siapa sangka, bahwa hal yang sering dianggap sebelah mata tersebut ternyata dapat menyebabkan kehancuran yang berdampak sistemik bagi pemikiran anak. Otak manusia terutama anak-anak sangat mudah untuk menyerap informasi. Apapun yang sering masuk ke otak, baik lewat tontonan, bacaan, musik, atau pun suara, akan dapat mempengaruhi pemahaman, pemikiran, dan kepribadian. Anak yang sering mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi akan menghasilkan output yang berbeda dengan anak yang setiap harinya main game online dan nonton televisi. Terkecuali apabila menonton televisi dan mainan game yang bermuatan Islam dan tentunya tidak melalaikan dari kewajiban-kewajiban sebagai umat Islam.

Muatan berbahaya yang diselipkan dalam kartun untuk tontonan dan bacaan anak, di antaranya adalah:
1. Kekerasan (Violence)
Seringkali tontonan dan komik bergambar kartun memuat unsur kekerasan dan kriminalitas. Contohnya adalah Tom and Jerry yang selalu berkelahi dan memuat unsur perpecahan.

Ada juga tokoh-tokoh pada kartun bermandikan darah, saling memukul, membunuh, dan menghancurkan seperti One Piece, Naruto, Bleach, dan lainnya. Adegan-adegan mengerikan tersebut dengan cepat diserap oleh otak anak dan otak pun akan memberikan stimulus untuk melakukan hal yang serupa dengan adegan yang telah diperhatikan tersebut. Hal ini tercermin dari kasus anak yang meniru gulat SmackDown dengan menindih temannya sendiri melalui tontonan kartun SmackDown melalui internet.

Tayangan SmackDown boleh dibilang efektif merangsang ‘insting binatang’ dari manusia. Pakar pendidikan Arief Rachman menuturkan adegan kekerasan yang ditayangkan televisi sangat efektif merangsang insting manusia yang paling rendah yang menyamai binatang. “Insting ini yang paling berbahaya,” katanya. (Koran Tempo, 29 November 2006).

2. Racun-racun sekuler
Sekuler merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan dunia. Hal ini justru sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam yang mengatur manusia secara kaffah (menyeluruh). Kartun pada tontonan dan bacaan anak seolah berlomba memberikan hidangan gaya hidup yang permisif dan hedonis. Di dalamnya seringkali terdapat adegan yang memperlihatkan unsur-unsur keterbukaan dalam pakaian, freesex, homoseksual, lesbian, gaya hidup barat, dan liberalisme. Kartun pun sangat mudah untuk didapatkan dan ditonton, misalnya melalui televisi, situs online, penjualan bebas, persewaan buku, dan download internet. Contoh kartun yang memperlihatkan sisi liberalism ada banyak, salah satunya adalah SpongeBob Squarepants. Di salah satu serial ceritanya, mengisahkan tentang SpongeBob dan Patrick yang menjadi orangtua untuk mengurus kerang kecil. SpongeBob menjadi ibunya dan Patrick menjadi ayahnya. Secara tidak langsung, dalam serial kartun ini menyelipkan tentang pelegalan dalam homoseksual. Serial anime atau manga pun selalu berisi gambar adegan ciuman dan keterbukaan aurat.

Tanpa disadari, tunas-tunas revolusi bangsa sudah “disuapi” dengan virus sekuler di saat ayah dan ibu bekerja. Seringkali orangtua tidak menyadari akan hal yang tersembunyi di balik “jajanan” untuk otak anak mereka. Kartun yang dianggap sebagai tontonan yang aman ternyata merupakan virus berbahaya yang bisa mengubah pemikiran dan pengembangan diri anak. Untuk itu, orang tua harus lebih selektif dalam menentukan tontonan dan bacaan yang terbaik untuk anak. Perkuat pertahanan dengan membina anak menjadi pejuang Islam dengan syariah Islam.

“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai ahlul baitnya, dan membaca Al-Qur’an karena orang-orang yang memelihara Al-Qur’an itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan- Nya, mereka beserta para nabiNya dan orang-orang suci”. (HR ath Thabrani).
 
Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Untuk mendapatkan semua itu, tentu harus ada upaya keras dari orangtua dalam mendidik anak. Salah satu hal yang wajib diajarkan kepada anak adalah Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup manusia. Selain itu, perkuatlah anak dengan bacaan dan tontonan tentang kisah Nabi, perang suci dan jihad, propaganda anti Barat dan hal-hal yang mengandung unsur Islami lainnya. Jadikan anak sebagai generasi Islam yang bermental baja dan mampu berjuang untuk agama, bangsa, dan negara.
 
Sumber : dakwatuna

Minggu, 08 Juli 2012

Air Ramadhan



Air adalah asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. 70% bumi terdiri dari air, dan tubuh kita sebagian besar terdiri dari air. Tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah karena bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar biasa panas, masif, dan mengambang di alam raya menuju kemusnahan.

Demikian halnya dengan asal muasal dan maksud penciptaan manusia adalah untuk beribadah dan ketaatan kepada RabbNya, pengingkarannya akan mendapatkan balasan sebagaimana umat-umat terdahulu, seperti kisah nabi kaum nabi Nuh As yang ditenggelamkan oleh air bah, kaum nabi Luth As yang di azab dengan gunung berapi, dsb. Ketidakadaan ketaatan dan ibadah kepada RabbNya, akan mendatangkan azab dan kemusnahan kehidupan manusia

Allah SWT berfirman :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
“Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zhalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).” (QS. Al-Hajj: 48)

Hadits Nabi SAW :
Dari Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal RA., dari Rasulullah saw., beliau bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. Turmudzi)

Di antara waktu kehidupan manusia dalam melakukan ibadah dan ketaatan kepadaNya dalam 12 bulan, ada satu bulan yang sangat istimewa yaitu Ramadhan. Bulan yang penuh ampunan, bulan dibelenggunya syaithan. Bulan lebih baik dari seribu bulan, bulan amalan ibadah dilipatgandakan oleh Allah SWT. Ibarat siklus air (hidrologi), Ramadhan adalah puncak siklus ketaatan dan ibadah kepada RabbNya.

• Air Ramadhan adalah kebutuhan dasar hidup manusia
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manusia dapat tahan hidup lebih lama tanpa makanan dari pada tanpa air. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang tidak membutuhkan air. Ibadah dan ketaatan kepada Rabbnya adalah kebutuhan dasar manusia, dan Ramadhan adalah waktu puncak ibadah dan ketaatan.

• Air Ramadhan yang dinantikan
Ibarat kita melakukan perjalanan panjang kehidupan selama satu tahun perjalanan, maka dahaga itu sangatlah kuat, dan Allah SWT telah menyediakan air pelepas dahaga itu yaitu Ramadhan. Kekeringan ruhiyah , kegersangan jiwa harusnya tersirami oleh amalan Ramadhan kita, dan ia juga menjadi bekal menghadapi perjalanan kehidupan selanjutnya.

• Air Ramadhan yang menyejukkan
Jika lingkungan kita banyak terdapat air maka suasana menjadi sejuk, tumbuhan yang mengandung dan menyerap air, akan membuat rumah tampak asri dan indah. Amalan-amalan Ramadhan yang salah satu ibrahnya adalah ibadah sosial, harusnya menjadikan menjadi pribadi yang indah karena keindahan akhlaqnya orang yang berpuasa dan dapat menyejukkan lingkungan sosialnya.

• Air Ramadhan yang menyegarkan
Di suatu hari yang sangat terik, terkadang kita sangat menginginkan minum sesuatu yang sangat melegakan dan menyegarkan tubuh kita, semisal es cendol, kelapa muda, es pisang ijo, atau yang lainnya. Demikian halnya dalam kehidupan kita yang disibukkan dengan sejuta aktivitas, maka kita memerlukan sesuatu yang dapat merefresh kepenatan pikiran dan rutinitas, ia adalah amalan Ramadhan kita.

• Air Ramadhan menghidupkan kembali
Ketika kemarau panjang, banyak tumbuhan mengering dan bahkan tampak mati, tapi saat musim hujan tiba tumbuhan menjadi sangat cepat tumbuh, tampak hijau dan sangat subur. Pasang surut kehidupan keimanan itu adalah biasa, iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang, namun jangan dibiarkan terlalu lama kekeringan keimanan kita, karena ia akan menyengsarakan dan mematikannya. Dan Ramadhan adalah saat yang paling tepat untuk menghidupkannya.

• Air Ramadhan penghilang debu dan noda
Air adalah bahan utama untuk membersihkan debu dan noda, dan untuk hasil yang lebih maksimal dapat ditambahkan detergen dan pewangi. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, baik disadari ataupun tidak disengaja, dan sebaik-baik orang yang salah dan berdosa adalah mereka segera bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Ramadhan bulan magfirah (pengampunan). Saat yang paling tepat kita menghapus debu dan noda kehidupan, dan dibarengi dengan amalan-amalan Ramadhan kita
 
Wallahu A’lam bishshawab.

Sumber : dakwatuna

Kamis, 05 Juli 2012

Yang Kucari dan Kudapat


Aku mengiyakan kaku saat mbak mentor menelponku untuk datang dalam kegiatan mentoring. Yaa, itu semata-mata aku lakukan karena itu adalah rutinitas wajib di sekolahku. Anak kelas X wajib mengikuti kegiatan yang namanya mentoring, hm setahu aku itu adalah kegiatan yang digagas sama anak-anak cewek berjilbab lebar sama cowok rapi jenggotan alias anak Rohis di sekolahku. Dan, nanti saat kelas 11 aku harus ikut mentoring lanjutan. Dan pementornya biasanya anak Rohis yang udah alumni.

Naluriku sebagai anak seni, sebagai vokalis band sekolah kadang-kadang suka lumer juga. Iya sih benar apa yang dikatain teman-teman sama mbak mentor itu sebenarnya ya emang bener dan logika aku juga sebenarnya terima-terima aja. Nah masalahnya, kadang aku ngerasa kalau apa yang harus aku lakuin itu bukan “gue” banget  dan masih suka ngerasa “Apa iya? Apa iya?”

Rambutku hitam lurus, jelaslah ini pake perawatan salon. Kulitku putih kinclong, jelas juga ini pake perawatan lulur, masker dan sebagainya. Kalo cowok-cowok bilang sih, aku mirip dan pantes banget kalau gabung sama yang namanya girl band. Tapii… kok aku ngerasa beda ya saat aku mentoring (karena wajib), kayaknya tampilan aku nggak ada apa-apanya deh, serasa mati gaya deh aku. Digoda sedikit tentang hafalan surat pendek juz ‘ama aja aku garuk-garuk kepala, sesekali aku mengelak dalam batin “Coba deh kalo aku suruh manggung, nyanyiin lagunya siapa gitu… Joss banget deh bakal aku nyanyiin mau dari negara manapun, mau temanya semangat atau cinta sekalipun aku jamin udah ada di luar kepala”.

Nah ini dia yang bikin tambah kayak tenggelem ke sumur. Kegiatan rutin mentoring biasanya emang diawali dengan tilawah. Daaaann, saat aku yang baca pasti jidat ini jadi keringetan bukan main, luaaaamaaaa banget aku baca. Salah sana sini, akhirnya bakal banyak koreksi dari mbak mentor dan teman-teman yang lain. Sekali lagi aku bandingin “Coba deh saat aku lagi beraksi di atas panggung, keren gila, PD banget deh aku nglakuinnya. Suara oke, pas sama music nggak pake salah apalagi terbata bata.”

Sebenernya apa ya yang sedang aku cari. Di duniaku sekarang aku ngerasa fun fun aja sih (sebenarnya nggak juga sih), nabok atau ditabok cowok aku udah biasa, bercanda nggak jelas apalagi jadi kebiasaan, boncengan ke mana-mana sama cowok nggak ada masalah dan 1 lagi yang nggak aku lewatin sebagai anak gaul yang keren apalagi kalau bukan pacaran. Tapiiii… lagi-lagi aku ngerasa hati ini ada yang kurang.

Aku bener-bener malu saat mentoring, tapi aku pikir akan lebih malu-maluin kalo aku harus berdiri terpisah saat upacara gara-gara males ikut mentoring dan nilai agama yang surem. Suer deh, aku ngerasa malu kalo ketemu mbak-mbak pementor sama temen-temen rohisku yang tutur bahasanya tertata, sekalipun mereka nggak ngomong nggak tau deh aku ngerasa dalam dirinya adalah keteduhan adem gitu deh dipandang mata… Oh iya, inget banget deh aku saat aku ikut pelantikan ekskul lain gila aja malem-malem aku dibangunin kasar diteriak-teriakin suruh ikut jurig malem. Eeeeh, pas giliran sekali doing, bener deh aku baru ikutan sekali acara mabitnya Rohis pas malem-malem aku dibangunin sama mbak-mbaknya, suaranya halus lembuuut bangeeeett. Masih inget bener deh aku sama kata-katanya: “Shalihah… bangun yuk dek. Qiyamul lail dulu yuk.”

Dan saat hampir kenaikan kelas, aku pilih jurusan eksak maksudnya biar terlihat gengsinya. Padahal sih biasa aja menurut aku, maklum ikutan lingkungan sekitar. Gini deh jadinya. Saat daftar ulang, waktu itu adalah hari Jum’at. Iseng-iseng setelah selesai urusan di sekolah aku mau main-main ke kampus yang aku idam-idamkan sejak zaman dulu. Tepatnya zaman esde kali ya.

Aha, aku baru inget kalo mbak mentorku kuliah di sana juga dan kebetulan aku dipertemukan dengannya saat aku ngintip-ngintip ruang kuliah di salah satu ruangan fakultas psikologi.
“Assalamu’alaikum… sedang apa dik? Wah subhanallah cantiknya pake jilbab… Mulai kapan nih seterusnya pake jilbab?”

Sumpah deh lembuuuut bangeeet, sebenarnya yang aku suka dari kata katanya saat dia bilang aku cantik doang sih, yang lainnya bagi aku adalah pertanyaan yang menohok. Heeyy, vokalis grup band gitu pake jilbab? Pas aku manggung terus jilbabnya nyangkut mic gimana, pas aku jingkrak-jingkrakan nonton konser terus jilbabnya lepas gimana? Nggak lucu yaa. Pokoknya nggak banget lah!

Yuhu aku cuman bisa jawab “Mmm insya Allah ya mbak nanti… aku mau benerin sikap aku dulu kalo udah bener, baru deh aku pake jilbab.”

********
Dan keesokan harinya aku raskan sesuatu yang berbeda, rumahku kosong tak berpenghuni. Mama papa nggak ada, adek ku yang biasa aku panggil gembul juga nggak ada. Semuanya sepi, gelap. Perlahan aku jalan… tapi rasanya beraaat banget, sakit, perih dan saat aku lihat kakiku ternyata memang telah basah berlumur darah. Aku coba raih saklar lampu untuk memijit tombol ON, aku kaget setengah mati, bukannya cahaya lampu yang aku dapat tapi mengapa cahaya yang aku lihat itu ternyata terasa panas saat aku terima dengan indra perabaku. Ada apa? Ada apa dengan rumahku?? Semuanya berantakan… Aku teriak memanggil mama… papa… tak ada yang menyahut. Semakin takut aku dengan desah-desah nafas yang memburu. Terseok-seok aku jalan menuju pintu keluar. Aku takut, aku kalut. Gitar-gitarku yang ada di atas sofa hanya diam tak bersuara. Remang aku pandang dengan cahaya api yang terasa panas. Aku terjebak dalam rumahku sendiri.

Ada derap langkah cepat. Aku semakin takut-takut-dan takut. Musnahlah gaya kerenku saat manggung mengenakan celana jeans ketat serta keberanianku adu panco sama anak cowok. Hilanglah sudah. Aku meleleh. Langkah itu semakin terasa mendekat. Aku menciut. Terseok kembali aku menuju sudut ruangan. Mama papa adek bahkan pacarku nggak bisa nolong aku dalam keadaan seperti ini. Padahal dulu waktu jadian dia pernah janji sehidup semati untuk aku. Semuanya kini ke mana??? Derap langkah yang kian mendekat hingga akhirnya aku diseret. Aku teriak namun tanpa suara. Aku hanya menangis hingga tersedu. Terakhir yang aku ingat adalah saat aku dibawa ke dalam ruangan dan ruangan itu penuh dengan sampah busuk dan ceceran darah yang berbau anyir. Aku ingat yang telah menyeretku menarik paksa rambutku. Pedih aku rasakan, teriak dan menangis tak ada guna, rambutku kini dipotong acak. Aku disekap. Aku nggak tau motif apa sebenarnya orang jahat itu melakukan ini semua.

Semakin aku merasa kepedihan mendalam, tanpa setetes air pun yang membasahi kerongkonganku. Aku takuuuttt…  Aku coba menahan agar mata ini tidak terpejam meski perih meradang dan segalanya gelap dengan tanda tanya yang menggantung. Berlinang air mataku. Lirih sangat lirih aku ucap:
“Allah… ampunilah aku….”

Pelan aku dengar suara, aku kenal suara lembut itu… ya, aku tau suara halusnya. Halusnya suara perempuan yang biasa disebut “akhwat” sama anak-anak Rohis dan lembut tegasnya suara laki-laki yang sangat menghormatiku yang biasa disebut “ikhwan”. Mereka adalah mbak pementorku dan anak-anak Rohis sekolahku.

“Alhamdulillah… Shalihah, gimana keadaannya dik? Sudah baikan?”

Menyipit kulihat ukiran senyum dari bibir tipisnya…

*******
3 tahun silam aku alami itu, saat aku adu nyali dengan mobil CRV yang berhembus cepat menyambar tubuhku tepat di depan fakultas psikologi.

Dan aku kini seorang mahasiswi di fakultas psikologi. Terbukti sudah rambutku semakin sehat hitam mengkilat tanpa salon, sedikit gelombang namun terlihat indah dan natural saat aku sudah kenakan jilbab. Kulitku putih sekalipun belang terlihat pada wajah dan tanganku, walau demikian aku rasa wajahku semakin bersinar dengan jilbabku, baju panjangku, rokku dan kaos kaki yang menjaga kebersihan kakiku. Dan ini jawabannya, aku sudah menemukan apa yang aku cari selama ini….
 
Sekarang, saatnya aku menjadi mbak pementor bagi adik-adik kelas di sekolahku dulu…

Sumber : www.dakwatuna.com
Powered By Blogger
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...