Masih ingat kisah film kartun Beauty and The Beast, putri cantik yang akhirnya menikah dengan pangeran buruk rupa. Atau kisah Snow White yang dimusuhi ibu tiri karena cemburu akan kecantikan si putri salju. Banyak pula kisah kartun idola anak-anak menghiasi layar kaca tak lepas dari tokoh utama seorang gadis cantik versi sutradara. Media cetak pun latah membuat sterotipe cantik dengan memasang model dan gambar-gambar gadis 'cantik'.
Saking kuatnya aura cantik, masyarakat umum mengganggap perempuan cantik itu sama dengan kepercayaan diri alias kesuksesan hidup. Intinya mah, cantik itu investasi hidup.
Sejak dulu hingga kini, ukuran cantik mengalami pergeseran. Pada abad ke 17 s.d. 18, perempuan itu disebut cantik kalau memiliki tubuh big size, penuh lemak di bagian dada, perut hingga paha. Image ini dipengaruhi oleh lukisan yang dibuat para pelukis. Pada tahun 60-an, banyak perempuan menderita anoreksia (tidak doyan makan karena takut gemuk), akibat mendambakan tubuh kutilang -kurus, tinggi, langsing-.
Persepsi tersebut bergeser di tahun 80-an, bukan lagi tubuh setipis papan yang diinginkan, melainkan tubuh milik model Cindy Crawford. Kemudian berkembang lagi tahun 90-an, cantik identik dengan tubuh cukup berisi dan agak berotot seperti Jennifer Lopez.
Khusus masyarakat Indonesia, menggambarkan perempuan cantik dengan tubuh langsing, berkulit putih, wajah tirus, alis mata lengkung, mata bulat hitam, alis panjang lentik, bibir merah agak tipis, dan rambut lebat lurus. (Suara Merdeka, 29/5/5). Penggambaran cantik ini tak lepas dari peran media.
Lain ladang lain illalang. Lain bangsa, lain pula pandangan masyarakat tentang cantik. Berbeda dengan Amerika, tubuh cantik adalah dada besar, bertubuh padat berisi, bibir plastik sensual dan kulit bersih. Sssst...! Diam-diam orang sana tuh ya, kagum ama kulit agak coklat Asia. Soalnya kelihatan lebih bersih tanpa noda, dan lebih mulus. Perempuan Amerika juga paling takut tua. Bagi masyarakat sana, tua itu tak menarik dan sebuah malapetaka besar. Sebab, berarti lepasnya berbagai peluang menikmati hidup. Operasi plastik pun dijalani untuk mempermak kulit agar tampil muda dan cantik.
Menurut survei industri kosmetik Avon, 86 persen perempuan Brasil menyatakan telah berusaha amat keras untuk meningkatkan kecantikan. Sementara di negara-negara lain di seluruh dunia, pengakuan yang sama diperoleh rata-rata hanya dari 67 persen kaum perempuannya. Fantastisnya, 90 persen perempuan Brasil menganggap produk-produk kecantikan sebagai kebutuhan primer ketimbang kemewahan.
Promosi operasi plastik dan liposuction alias sedot lemak juga telah merambah Indonesia. Lihat saja acara Swan di sebuah televisi swasta. Gadis dan ibu rumah tangga yang menangis menderita karena tak percaya diri dengan penampilannya, disulap selama tiga bulan menjadi seekor angsa. Eh salah, seanggun angsa.
Ada cara lain yang begitu populer karena lebih cepat, tidak terlalu sakit dan lebih halus hasilnya dibanding operasi plastik, yakni dengan suntikan Botox. Perawatan kecantikan yang terbuat dari botulinum toxin, sejenis racun yang diproduksi oleh bacterium clostridium botulinum ini, banyak digemari kaum hawa. Selebritis seperti Madona, Kylie Minogue, dan Liz Hurly digosipkan memilih perawatan ini.
Lantas kalau sudah operasi plastik, sedot lemak dan injeksi botox, maka tubuh akan awet dan kagak pernah berubah tua selamanya? Ndak lah yaouw. Bahkan makin memperparah fisik. Michael Jackson misalnya. Karena operasi plastik saat muda, kini kalo kemana-mana harus memakai cadar untuk menutupi wajahnya yang rusak. Begitu pula botox, orang yang menyuntikkan diri dengan botox sulit untuk berekpresi. Wajahnya kaku seperti topeng. Hiiii.... serem.
***
Pencitraan cantik sangat penting bagi kelangsungan hidup industri-industri kecantikan, kosmetik, fesyen, pariwisata dan sebagainya. Data iklan televisi pada November 2003 memperlihatkan, produk seperti sampo, pelembut pakaian dan pemutih termasuk ke dalam 20 pengiklan terbesar. Belum lagi kalau kita melihat iklan di media cetak, khususnya majalah remaja. Itu tahun 2003, bagaimana dengan sekarang? Kayaknya hampir tiada iklan tanpa eksploitasi kecantikan perempuan. Kagak percaya? Coba dicermati. Hanya beberapa biji yang murni iklan.
Belum puas berpromosi lewat iklan, industri kosmetik kian meneguhkan diri sebagai sponsor utama event berbagai kontes kecantikan. Pengiriman Artika Sari Devi ke ajang miss Universe di Thailand adalah bukti kongkrit. Pihak pro-miss universe mengatakan ini merupakan peluang mempromosikan Indonesia dan bukan aktivitas eksploitasi perempuan. Anehnya kenapa musti ada persyaratan tinggi badan minimal 173 cm, berparas cantik, berberat badan ideal? Kategori ini sulit dipenuhi rata-rata orang Asia. Apalagi Jepang, pendek-pendek. Ditambah lagi berbikini ria di tempat umum dan di depan dewan juri.
Berbagai protes tak membuat pihak penyelenggara berkeming, tepat 27 Juli kemarin, Mustika Ratu kembali menggelar ajang kontes Putri Indonesia. Keluar sebagai pemenang Nadine Chandrawinata. Kata Ketua Umum Yayasan Putri Indonesia (YPI), Wardiman Djojonegoro, Perempuan kelahiran Hanover Jerman itu akan tetap dikirimkan ke Miss Universe tahun depan.
Disengaja atau tidak, industri kecantikan, pariwisata, media masa, dan masyarakat kapitalis telah menciptakan mitos cantik dan seksualitas. Yang membuat kaum hawa gelisah, cemas, jengkel, sedih, kecewa karena melihat kesenjangan prototipe ideal dengan kenyataan. Pada akhirnya para gadis melakukan upaya perbaikan diri melalui produk-produk kecantikan yang sebenarnya tak akan mengubah hasil karya Sang Pencipta. Image cantik dan seksi ini pun telah berhasil mempengaruhi pikiran kaum muslimin. Hal ini tampak dari pembicaraan-pembicaraan sehari-hari, penilaian pertama seseorang, kriteria pelamar kerja, pemilihan alat kesehatan, busana dan kecantikan.
Lalu bagaimana cantik sebenarnya?
Pandangan cantik yang dipaparkan di atas, sangat kontra versus Islam yang memandang kecantikan seseorang muslimah berdasarkan atas keahlian, skill, kecerdasan dan ketaqwaan terhadap aturan Allah. Sangat penting disadari kaum hawa bahwa semua perempuan bisa menjadi cantik. Pada setiap perempuan memiliki kecantikan dan keunikan sendiri-sendiri. Nah, agar kecantikan dan keunikan kita terasah. Kita bisa mencoba beberapa tips milik Elizabeth Wahyu, Psikolog Unika Soegiapranata;
Pertama, mencintai diri sendiri dengan mensyukuri segala sesuatu yang telah diberikan Allah dan menerima kita apa adanya.
Kedua, rasa percaya diri.
Ketiga, motivasilah diri agar selalu terlihat energik dan berpikir ke depan.
Keempat, berpikir positif dan melakukan segala sesuatu dengan tulus.
Kelima, perluas wawasan dengan pengetahuan. Pokokna mah prinsip belajar tiada akhir kudu dipegang sampai nini-nini.
Keenam, kenali potensi diri dengan segala kekurangan dan kelebihannya lalu jadilah cantik sebagai dri sendiri. Mau cantik, be yourself. U are U. (Aris Solikhah)
Sabtu, 23 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkatalah Yang Baik Atau Diam.