Cinta adalah cinta adalah cinta adalah cinta. Itulah cinta hakiki yang terlalu sederhana jika dideskripsikan atau didefinisikan dengan bahasa manusia. Sebab ia adalah hujan yang membasahi bumi, menumbuhkan bebijian, memekarkan bebungaan, meranumkan bebuahan. Sebab ia adalah matahari yang menyinari bumi dan mengalirkan energinya hingga dunia mempertontonkan aneka gerak dinamis para penghuninya. Sebab ia adalah oksigen yang memenuhi paru-paru kita, ia adalah akal yang membuat kita berbeda dengan makhluk lain, ia adalah nurani yang membuat kita beradab.
Banyak orang mencari cinta, namun hanya sedikit yang mampu menggapai kehakikian. Cinta hakiki hanya dapat diselami oleh perindu surga. Ia tak mungkin dimiliki dan dipahami oleh mereka yang merindu dunia.
Siapakan dia penyelam rindu sejati? Ia adalah Rasulullah yang cintanya kepada Allah membuat ia rela bersandingkan bulan dan matahari demi kejayaan dakwah. Ia yang rela tidur beralaskan pelepah kurma kasar, menggantungkan batu di perut untuk menahan lapar dan berpeluh mengangkat karung gandum dengan bahunya sendiri demi menjadikan dirinya berderang dunia bagi sekalian makhluk. Dialah satu-satunya sosok manusia yang masih tetap lekat ingatan pada nasib umatnya meski urat-urat lehernya tengah teregang menahankan dahsyatnya sakaratul maut. Ingatkah kita padanya? Rindukah kita padanya? Cintakah kita padanya?
Ia adalah Usman bin Affan yang kekayaannya adalah berkah bagi kaum dhuafa. Ia yang merelakan 1000 kafilah unta penuh berisi bahan makanan dibagikan pada segenap penduduk Madinah yang membutuhkan demi memilih berniaga dengan balasan cinta hakiki. Ia adalah Abdullah bin Abbas yang muda usia namun luas ilmunya. Ia adalah Nusaibah yang keperempuannya tidak menjadi penghalang untuk mengangkat pedang melindungi Rasulullah dalam perang Uhud. Ia adalah si gembala kecil yang membuat Umar menangis karena pertanyaannya : Fainallah, saat diminta memerah susu kambing tanpa izin pemiliknya. Ia adalah Zainab binti Jahsy yang ketrampilannya berusaha membuat ia banyak bersedekah.
Dimanakah kini bisa kita temui sosok perindu surga penyelam cinta hakiki? Sujud-sujud panjang yang kita lakukan di malam-malam hari semoga mampu hadirkan cinta hakiki di hati, menjelmakan diri menjadi pribadi baru yang lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahaja, lebih bekerja keras, lebih bisa menghargai diri sendiri dan orang lain, lebih mudah empati, lebih bertanggungjawab, lebih bersyukur, lebih cerdas, dan tentu saja lebih ingat kepada Allah dan RasulNya amat sangat mencintai kita.
Sumber : Ummi edisi Desember 2004
Selasa, 26 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkatalah Yang Baik Atau Diam.