Iqro Club Mataram, The New Moslem Generation
iqro club kota mataram. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat Membaca Artikel IC Mataram

Senin, 01 November 2010

Seni Mengkritik Dan Menerima Kritik

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Mahasuci Allah Swt yang menganugrahi jalan hidup yang berbeda-beda kepada setiap orang. Maha indah karunia-Nya yang telah membekali potensi beraneka rupa kepada setiap insan. Pujian berlimpah ruah bagi keadilan-Nya yang mengesankan; yang senantiasa menuntun kita menemukan jalan terbaik.
Sahabat yang baik, apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar orang berkata “Saya ingin mengkritik Anda” Biasanya, jika seseorang mendapat perlakuan seperti itu, ia akan langsung merasa tidak suka. Seakan-akan, kehormatan dan harga dirinya sedang terancam. Ia menganggap kritik sebagai penghinaan yang akan menurunkan harga dirinya dan mencemarkan nama baiknya. Maka itu, wajar jika reaksi yang muncul baik berupa pikiran, perasaan maupun sikap tubuh adalah pembelaan diri. Sulit baginya untuk menerima semua kritik itu. Apalagi menikmatinya. Seringkali, kita pun bersikap demikian ketika menerima kritik.

Akan tetapi, tentu responnya akan berbeda jika kita mendengar perkataan, “Saya akan memberi kamu kripik.“ Sepontan, kita akan senang menerimanya. Wajah menjadi cerah. Riang rasanya perasaan kita karena membayangkan akan diberi keripik sebagai makanan cemilan atau teman makan nasi yang nikmat. Di sinilah perbedaan kata ‘kritik’ dan ‘kripik’. Akan tetapi, yang terpenting bukan itu. Yang penting ialah mengapa kita sampai memunculkan sikap berbeda ketika mendengar dua kata itu? Yang pertama, cenderung kita sungkan menerimanya, malah terkadang lari darinya. Sementara yang kedua, sering kali kita cari.

Sebenarnya masalah kritik dan kripik bisa sama kalau persepsi kita tentang keritik itu sendiri kita benahi; bila kata-kata kritik yang menjadi bagian keseharian yang kita nikmati. Lebih dari itu, kita juga butuh ilmunya sehingga kritik ini menjadi sesuatu yang berarti dan layak akrabi.

Hal mendasar dan sangat penting untuk selalu kita ingat adalah, camkan pada diri sendiri bahwa kita menginginkan perubahan. Esensinya, kita mengharapkan bahwa orang yang kita kritik akan berubah kehidupannya menjadi lebih baik. Maka, yang patut diperhatikan sebaik-baiknya : Niat yang harus ikhlas, Perhatikan situasi dan kondisi, Perhatikan cara mengkritik, Pantangan kritik, Siap untuk ditolak, Jangan merasa bersahaja. Wallahua’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkatalah Yang Baik Atau Diam.

Powered By Blogger
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...